Seorang nenek yang umurnya telah lebih dari 70 tahun harus semakin mengurut dadanya, kenapa?karena ternyata cucu-cucunya dari anak pertamanya yang merupakan hasil perkawinan pertamanya dengan suaminya yang pertama,memaki-maki dengan mengucapkan kata2 kasar yang tidak pantas dan layak diucapkan terhadap seorang ibu dengan segala perjuangan hidup yang diberikan agar anak-anaknya tumbuh dewasa. dari ucapkan pembohong, pengkhianat,ancaman agar masuk penjara, munafik, sampai ibadah2 yang nenek dikatakan hanya sebagai kedok atas segala kemunafikan yang dia lakukan. para cucu meneror dengan kata2 yang sangat tidak manusiawi bahkan telah tega memanggil sang nenek dengan sebutan nama dan dengan tambahan "Si...". yang lebih parah lagi, suami nenek yang telah meninggal ternyata diungkit2 bahkan dihina dina, sampai dikatakan sang kakek yang telah berpulang tidak akan pernah tenang arwahnya.
Usut punya usut,ternyata karena diawali sekedar omongan masalah pembagian harta terhadap ahli waris anak yang si nenek yang merupakan ibu dari para cucu "durhaka" tadi. nenek dan almarhum kakek, memang sangat sayang dengan anak pertamanya (walaupun dari segi si kakek bukanlah anak kandungnya, karena sang ibu yang meninggal adalah anak hasil perkawinannya dengan suami pertama). namun, kita juga patut maklumi, mungkin karena kakek dan nenek ini sudah tua, sehingga lupa akan janjinya, dan ketika pembagian harta warisan dari harta si nenek, dibagilah sesuai dengan ketentuan islam (si nenek selain itu juga memiliki 6 orang anak lain dari hasil perkawinannya dengan suami yang kedua).
Ahli waris dari anak pertama merasa diperlakukan tidak adil karena pembagian harta warisan yang sedikit (padahal menurut islam memang segitu saja haknya), ahli waris (yang kebetulan orang kaya) merasa telah memberikan banyak terhadap keluarga sehingga harus mendapatkan warisan yang banyak juga. ahli waris juga merasa bahwa almarhum ibu mereka telah berkorban besar dalam mnyekolahkan adik2nya, tapi menurut mereka adik2nya telah berkhianat dan akhirnya ahli waris menunut agar adik2nya membayar seluruh biaya hidup yng telah dikeluarkan selama ini. teror2 pun dilakukan terhadap adik almarhum ibu mereka, yang kebetulan adik perempuannya hampir berjilbab semua, dikatakan bahwa jilbab mereka hanya kedok untuk menutupi buruk rupa dan buruk hati serta kemunafikan. pengecut dan tidak pernah bersikap jantan untuk menyelesaikan masalah harta warisan ini.
Menurut cerita temen, ternyata ahli waris dr anak pertama telah diundang dalam proses pembagian warisan namun tidak datang dan menyerahkan sepenuhnya kepada forum asalkan sesuai dengan islam.
Terlepas dari cerita di atas, sebenanrnya ada dua hal yang ingin saya bagi disini, yaitu :
Harta memang telah mampu membuat seseorang menjadi insan yang benar2 bertakwa dimata Allah namun jg telah mampu menyilaukan keimanan manusia serendah-rendahnya derajat manusia. dalam sejarahnya memang lebih banyak yang silau dng harta dibandingkan dengan harta sebagai sarana amal. lihat sj sampe sekarang masih terjadi perang baik yang dilakukan dengan terbuka maupun tertutup. apalagi kalau memang bukan karena harta...invasi amerika ke Iran,hanya karena masalah Amerika tidak mau tersaingi kedudukannya dan kehebatannya serta kediktatorannya (sekali lagi karena harta dan tahta). Amerika tidak ingin ada negara2 di dunia yg menyaingi kejayaannya, oleh karena itu sejak dulu kala, disebarlah ilmuwan2 Amerika keseluruh dunia berkedok dalam rangka pembangunan negara2 miskin dan berkembang, melakukan eksploitasi yang berlebihan terhadap seluruh aset negara2 yang memiliki sumber kekayaan alam, seperti negara kita Indonesia. kekuatan yang dimiliki oleh mereka (tentu sekali lagi karena kemampuan harta yang mereka miliki sehingga mampu menekan siapapun yang diinginkan) mampu memecah belah kehidupan harmonis orang2 muslim...dan sekali lagi dengan harta pula (tentu dibelakangnya ada setan la'natullah) sebagai bukti penyebab kehancuran peradaban islam yang maha Megah. apakah kita akan menjadi orang2 yang terperdaya dengan kemegahan dunia dan lupa bahwa syurganya Allah adalah sebaik2 tempat kembali? apakah kita lupa bahwa hidup adalah perjuangan sementara untuk meraih suatu kebahagiaan yang hakiki???apakah kita lupa..musuh2 Allah yang berjuang dengan segenap pikiran dan harta mereka,habis2an untuk mendanai setiap perjuangan untuk menghancurkan umat islam sampai lubang semut sekalipun????tapi apa yang kita lakukan??justru kita semakin terlena dengan golongan kita masing2,merasa bahwa "golongan" kita yang lebih baik daripada yang lain....mengatakan yang lain adalah kafir...selain itu kita pelit untuk mengeluarkan harta kita bahkan hny 2,5% dr pendapatan kita untuk ummat..merasa bahwa kita adalah orang yang paling miskin di dunia..padahal ingat sdr/i...harta kita tdk akan diawa mati seperti matinya orang cina...smua adalah titipan Allah yang akan diminta pertanggungjawabannya kelak.
Orang tua....berapa banyak dalam sehari lidah kita mampu mengucapkan "wahai abi dan umi" atau "ayah dan bunda"...sungguh anakmu sangat mencintaimu...tentu dikatakan dengan sepenuh jiwa dan keikhlasan...atau jangan2 kita lebih sering mengucapkan kat cinta kpd orang yg belum tentu dia adl jodoh kita..Masya Allah....atau bagi yang telah berkeluarga...kesibukan dengan keluarganya melupakan orang tua yang semakin tua dan bertambah2...atau bahkan diselimuti dengan kesibukan kerja dan da'wah menjadi alasan buat kita lupa hanya sekedar berbincang2 dengan orang tua kita yang semakin tua dan butuh perhatian kita. kesibukan luar rumah mampu membuat kita menjadi orang asing di rumah sendiri...rumah yang seharusnya menjadi target da'wah pertama kita tapi justru terbalik..menjadi target yang terakhir....dan hanya sungkem ketika hari raya atau ketika minta restu untuk menikah....boro2 mendanai acara pernikahannya sendiri, ternyata masih juga minta sama orang tua....dan sekali lg...orang tua pun tidak pernah mengeluh atau meminta bayaran atas itu semua...smua dilakukan atas dasar ikhlas dan keimanan..anak adl titipan Allah yang akan diminta pertanggung jawabannya kelak...memang,mungkin untuk suatu kondisi sang orang tua pernah melakukan kesalahan tapi sekali lg..mereka adalah orang tua kita...lebih2 sang ibu....dengan segenap jiwa dan raganya melahirkan sang anak dan berharap agar anak lahir dengan selamat dan menjadi anak yang sholeh/ah...nah..apakah masih layak segala cacian,hinaan,tuntutan,celaan dan lain sebagainya diberikan kepada orang tua kita??apk kita masih layak dengan alasan untuk mandiri sehingga keluar dari rumah ortu dan melepaskan tanggung jawab kita begitu saja???apakah kita masih layak menuntut warisan yg lebih, dng sgl pengorbanan mereka???
Mari kembalikan kepada hati nurani masing2....orang tua memang tidak pernah menuntut byrn apa2..tp sbg insan beriman sudah sepantasnya mbalas dengan segenap kemampuan yang kita miliki untuk membahagiakan mereka di usia mereka yang semakin lanjut...smg kita mampu mengusir jin-jin jahat dalam diri kita yang mampu membuat kita melakukan hal yang nista...smg kita mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah...amin
Usut punya usut,ternyata karena diawali sekedar omongan masalah pembagian harta terhadap ahli waris anak yang si nenek yang merupakan ibu dari para cucu "durhaka" tadi. nenek dan almarhum kakek, memang sangat sayang dengan anak pertamanya (walaupun dari segi si kakek bukanlah anak kandungnya, karena sang ibu yang meninggal adalah anak hasil perkawinannya dengan suami pertama). namun, kita juga patut maklumi, mungkin karena kakek dan nenek ini sudah tua, sehingga lupa akan janjinya, dan ketika pembagian harta warisan dari harta si nenek, dibagilah sesuai dengan ketentuan islam (si nenek selain itu juga memiliki 6 orang anak lain dari hasil perkawinannya dengan suami yang kedua).
Ahli waris dari anak pertama merasa diperlakukan tidak adil karena pembagian harta warisan yang sedikit (padahal menurut islam memang segitu saja haknya), ahli waris (yang kebetulan orang kaya) merasa telah memberikan banyak terhadap keluarga sehingga harus mendapatkan warisan yang banyak juga. ahli waris juga merasa bahwa almarhum ibu mereka telah berkorban besar dalam mnyekolahkan adik2nya, tapi menurut mereka adik2nya telah berkhianat dan akhirnya ahli waris menunut agar adik2nya membayar seluruh biaya hidup yng telah dikeluarkan selama ini. teror2 pun dilakukan terhadap adik almarhum ibu mereka, yang kebetulan adik perempuannya hampir berjilbab semua, dikatakan bahwa jilbab mereka hanya kedok untuk menutupi buruk rupa dan buruk hati serta kemunafikan. pengecut dan tidak pernah bersikap jantan untuk menyelesaikan masalah harta warisan ini.
Menurut cerita temen, ternyata ahli waris dr anak pertama telah diundang dalam proses pembagian warisan namun tidak datang dan menyerahkan sepenuhnya kepada forum asalkan sesuai dengan islam.
Terlepas dari cerita di atas, sebenanrnya ada dua hal yang ingin saya bagi disini, yaitu :
Harta memang telah mampu membuat seseorang menjadi insan yang benar2 bertakwa dimata Allah namun jg telah mampu menyilaukan keimanan manusia serendah-rendahnya derajat manusia. dalam sejarahnya memang lebih banyak yang silau dng harta dibandingkan dengan harta sebagai sarana amal. lihat sj sampe sekarang masih terjadi perang baik yang dilakukan dengan terbuka maupun tertutup. apalagi kalau memang bukan karena harta...invasi amerika ke Iran,hanya karena masalah Amerika tidak mau tersaingi kedudukannya dan kehebatannya serta kediktatorannya (sekali lagi karena harta dan tahta). Amerika tidak ingin ada negara2 di dunia yg menyaingi kejayaannya, oleh karena itu sejak dulu kala, disebarlah ilmuwan2 Amerika keseluruh dunia berkedok dalam rangka pembangunan negara2 miskin dan berkembang, melakukan eksploitasi yang berlebihan terhadap seluruh aset negara2 yang memiliki sumber kekayaan alam, seperti negara kita Indonesia. kekuatan yang dimiliki oleh mereka (tentu sekali lagi karena kemampuan harta yang mereka miliki sehingga mampu menekan siapapun yang diinginkan) mampu memecah belah kehidupan harmonis orang2 muslim...dan sekali lagi dengan harta pula (tentu dibelakangnya ada setan la'natullah) sebagai bukti penyebab kehancuran peradaban islam yang maha Megah. apakah kita akan menjadi orang2 yang terperdaya dengan kemegahan dunia dan lupa bahwa syurganya Allah adalah sebaik2 tempat kembali? apakah kita lupa bahwa hidup adalah perjuangan sementara untuk meraih suatu kebahagiaan yang hakiki???apakah kita lupa..musuh2 Allah yang berjuang dengan segenap pikiran dan harta mereka,habis2an untuk mendanai setiap perjuangan untuk menghancurkan umat islam sampai lubang semut sekalipun????tapi apa yang kita lakukan??justru kita semakin terlena dengan golongan kita masing2,merasa bahwa "golongan" kita yang lebih baik daripada yang lain....mengatakan yang lain adalah kafir...selain itu kita pelit untuk mengeluarkan harta kita bahkan hny 2,5% dr pendapatan kita untuk ummat..merasa bahwa kita adalah orang yang paling miskin di dunia..padahal ingat sdr/i...harta kita tdk akan diawa mati seperti matinya orang cina...smua adalah titipan Allah yang akan diminta pertanggungjawabannya kelak.
Orang tua....berapa banyak dalam sehari lidah kita mampu mengucapkan "wahai abi dan umi" atau "ayah dan bunda"...sungguh anakmu sangat mencintaimu...tentu dikatakan dengan sepenuh jiwa dan keikhlasan...atau jangan2 kita lebih sering mengucapkan kat cinta kpd orang yg belum tentu dia adl jodoh kita..Masya Allah....atau bagi yang telah berkeluarga...kesibukan dengan keluarganya melupakan orang tua yang semakin tua dan bertambah2...atau bahkan diselimuti dengan kesibukan kerja dan da'wah menjadi alasan buat kita lupa hanya sekedar berbincang2 dengan orang tua kita yang semakin tua dan butuh perhatian kita. kesibukan luar rumah mampu membuat kita menjadi orang asing di rumah sendiri...rumah yang seharusnya menjadi target da'wah pertama kita tapi justru terbalik..menjadi target yang terakhir....dan hanya sungkem ketika hari raya atau ketika minta restu untuk menikah....boro2 mendanai acara pernikahannya sendiri, ternyata masih juga minta sama orang tua....dan sekali lg...orang tua pun tidak pernah mengeluh atau meminta bayaran atas itu semua...smua dilakukan atas dasar ikhlas dan keimanan..anak adl titipan Allah yang akan diminta pertanggung jawabannya kelak...memang,mungkin untuk suatu kondisi sang orang tua pernah melakukan kesalahan tapi sekali lg..mereka adalah orang tua kita...lebih2 sang ibu....dengan segenap jiwa dan raganya melahirkan sang anak dan berharap agar anak lahir dengan selamat dan menjadi anak yang sholeh/ah...nah..apakah masih layak segala cacian,hinaan,tuntutan,celaan dan lain sebagainya diberikan kepada orang tua kita??apk kita masih layak dengan alasan untuk mandiri sehingga keluar dari rumah ortu dan melepaskan tanggung jawab kita begitu saja???apakah kita masih layak menuntut warisan yg lebih, dng sgl pengorbanan mereka???
Mari kembalikan kepada hati nurani masing2....orang tua memang tidak pernah menuntut byrn apa2..tp sbg insan beriman sudah sepantasnya mbalas dengan segenap kemampuan yang kita miliki untuk membahagiakan mereka di usia mereka yang semakin lanjut...smg kita mampu mengusir jin-jin jahat dalam diri kita yang mampu membuat kita melakukan hal yang nista...smg kita mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah...amin